Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh kondisi lingkungan. Tanaman yang dapat tumbuh di suatu wilayah telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan setempat. Berkaitan dengan hal tersebut, konservasi tanah di dataran tinggi hendaknya memanfaatkan tanaman lokal seperti legum. Selain bermanfaat sebagai pembenah tanah, memanfaatkan legum lokal juga merupakan upaya melestarikan tanaman tersebut.
Masing-masing faktor tersebut sangat beraneka ragam. Sejalan dengan waktu, faktor-faktor tersebut akan membentuk keseimbangan dalam tanah sesuai dengan kondisi lingkungan dan masukan atau perlakuan yang diberikan pada tanah. Masukan yang diperoleh tanah dapat berasal dari kandungan mineral batuan atau dari faktorbiologis, seperti tanaman, manusa hewan dan mahluk lainnya maupun iklim. Kondisi dan Mekanisme yang terjadi akan membentuk jenis tanaman yang beragam, tingkat kesuburan tanah yang berbeda, maupun jenis vegetasi yang tumbuh di atasnya.
Selain tanah, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah iklim, Seperti curah hujan, suhu udara, dan kelembaban. Curah hujan sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dan tingkat kesuburannya, seperti pelpukan batuan dan pencucian hara dalam tanah. Karena itu jenis tanah di daerah tropis yang bercurah hujan tinggi atau basah akan berbeda dengan jenis tanah yang berada di daerah yang bercurah sedang atau kering. Keadaan ini juga mempengaruhi keragaman vegetasi yang tumbuh pada masing-masing wilayah tersebut.
Kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksipada suatu lingkungan berkaitan dengan suhu udara. Makin tinggi suhu udara, penguapan cenderung akan semakin tinggi. Pada daerah dengan suhu udara yang tinggi, tanaman akan mengalami kekeringan, pertumbuhan tanaman akan terhambat apabila tanpa di dukung ketersediaan air yang memadai. Begitu juga yang terjadi bila suhu rendah, tanaman akan mati atau rusak. Hal ini disebabkan sel-sel tanaman akan rusak, terutama pada suhu yang sangat rendah.
Di daerah tropis, tinggi rendahnya suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut, makin tinggi dari permukaan laut, suhu udara makin rendah. Keadaan ini akan mempengaruhi kemampuan tanaman dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan maupun jenis tanah. Tanaman yang dapat tumbuh pada lingkungan tersebut berarti telah telah mampu beradaptasi dengan lingkungan dalam waktu yang lama, Oleh karena itu, konservasi tanah dan pengelolaan kesuburan tanah dengan penanaman legum sebagai sumber bahan organik, sebaiknya menggunakan jenis legum yang telah mengalami proses adaptasi dengan lingkungan setempat untuk mendukung kelestarian dan keragaman hayati yang ada maupun untuk mengurangi resiko kegagalan.
Masing-masing faktor tersebut sangat beraneka ragam. Sejalan dengan waktu, faktor-faktor tersebut akan membentuk keseimbangan dalam tanah sesuai dengan kondisi lingkungan dan masukan atau perlakuan yang diberikan pada tanah. Masukan yang diperoleh tanah dapat berasal dari kandungan mineral batuan atau dari faktorbiologis, seperti tanaman, manusa hewan dan mahluk lainnya maupun iklim. Kondisi dan Mekanisme yang terjadi akan membentuk jenis tanaman yang beragam, tingkat kesuburan tanah yang berbeda, maupun jenis vegetasi yang tumbuh di atasnya.
Selain tanah, faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah iklim, Seperti curah hujan, suhu udara, dan kelembaban. Curah hujan sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dan tingkat kesuburannya, seperti pelpukan batuan dan pencucian hara dalam tanah. Karena itu jenis tanah di daerah tropis yang bercurah hujan tinggi atau basah akan berbeda dengan jenis tanah yang berada di daerah yang bercurah sedang atau kering. Keadaan ini juga mempengaruhi keragaman vegetasi yang tumbuh pada masing-masing wilayah tersebut.
Kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berproduksipada suatu lingkungan berkaitan dengan suhu udara. Makin tinggi suhu udara, penguapan cenderung akan semakin tinggi. Pada daerah dengan suhu udara yang tinggi, tanaman akan mengalami kekeringan, pertumbuhan tanaman akan terhambat apabila tanpa di dukung ketersediaan air yang memadai. Begitu juga yang terjadi bila suhu rendah, tanaman akan mati atau rusak. Hal ini disebabkan sel-sel tanaman akan rusak, terutama pada suhu yang sangat rendah.
Di daerah tropis, tinggi rendahnya suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut, makin tinggi dari permukaan laut, suhu udara makin rendah. Keadaan ini akan mempengaruhi kemampuan tanaman dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan maupun jenis tanah. Tanaman yang dapat tumbuh pada lingkungan tersebut berarti telah telah mampu beradaptasi dengan lingkungan dalam waktu yang lama, Oleh karena itu, konservasi tanah dan pengelolaan kesuburan tanah dengan penanaman legum sebagai sumber bahan organik, sebaiknya menggunakan jenis legum yang telah mengalami proses adaptasi dengan lingkungan setempat untuk mendukung kelestarian dan keragaman hayati yang ada maupun untuk mengurangi resiko kegagalan.
Manfaat Tanaman Legum
Tanaman legum atau polong polongan mempunyai akar yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan mengikat nitrogen dari udara. Tanaman juga dapat tumbuh dengan cepat. Tanaman legum berperan penting dalam usaha pertanian yang berkelanjutan karena mampu merehabilitasi lahan yang terdegradasi. Tanaman legum juga dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki sifat fisik tanah, meningkatkan infiltrasi tanah, dan mencegah erosi tanah pada lahan berlereng. Hasil penelitian pada tanah padsolik menunjukan, pemberian bahan organik tanaman legum dapat meningkatkan kadar C-organik tanah, kadar N-organik maupun kapasitas tukar kation.
Jenis tanaman legum menjalar dan merambat seperti mucuna pruriens dan centrosema mempunyai pertumbuhan vegetatif yang cepat. Karena itu, tanaman legum jenis ini mampu melindungi pemrukaan tanah dari butiran air hujan selain menghasilkan hijauan yang banyak serta mengikat nitrogen dari udara. Daun dan batangnya juga dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan trnak atau bahan kompos.
Jenis Tanaman Legum
Jenis tanaman legum menjalar yang banyak menutupi permukaan tanah pada lahan yang diberakan adalah Demodium ssp, Macropitilium sp dan Trifolium repens.
Desmodium sp.
Legum menjalar jenis ini banyak dijumpai di tepi jalan., tanah kosong, padang rumput maupun halaman rumah di sekitar perkampungan penduduk. Populasi legum ini lebih dominan dibandingkan dengan kelompok legum lainnya. Tanaman tumbuh menjalar di permukaan tanah atau merambat pada batang atau kayu. Perakarannya dalam dan pada beberapa tanaman dijumpai bintil-bintil akar.
Batang berdiameter 0,5 sampai 1 cm, agak bersudut, berwarna hijau muda. Daunnya majemuk beranak tiga, berbentuk jorong atau lansep. Daun muda agak berbulu lembut, berwarna sama dengan bunga. Lebar daun 1,5 sampai 7 cm, panjang daun 3-12 cm, ujung daun meruncing. Bunga berwarna ungu kemerahan, ukuran bunga 0,5 sampai 1,5 cm. Bunga tersusun membentuk tandan dengan panjang kurang lebih15 cm.
Macropitilium sp.
Ada dua jenis tanaman kelompok Macropitilium sp. Yaitu Macropitilium longepeduculatum dengan bungan berwarna putih dn berukuran kecil, dan M. antropurpureum yang mehkota bunganya berwaarna biru kehitaman berukuran lebih besar.
Daunnya majemuk beranak tiga, berbentuk lansep atau delta, lebih bundar dibandingkan dengan bunga Desmodium M longipeduculatum batangnyab sedikit berbulu halus, berwarna kecoklatan, bila dipegang terasa agak kasar. Pada M. Antropurpureum, bentuk daun agar bergerigi, permukaan daun agak keriput, tulang daun tegas, berbulu sedikit dan agak kasar. Ukuran bunganya lebih besar, berwarna hitam, sering digunakan untuk pewarna atau pemberi warna hitam pada wajh untuk keperluan acara adat .
Trifolium repens
Tanaman ini banyak dijumpai di sekitar lembzah pada lahan pertanian yang diterlantarkan. Daun beranak tiga, berbentuk bulat, tulang daun jelas terlihat berwarna hijau muda, bila diraba terasa halus. Sistem perakaran cukup dalam. Tanaman ini banyak di jumpai pada tempat yang agak lembab, umumnya digunakan sebagai sayuran atau pakan kelinci.
Demikian, Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment