-->

Rekomendasi Untuk Anda :

Jagung Manis, Produksi Hasil Pertanian yang Menggiurkan

Siapa yang tidak tahu dengan komoditi jagung manis? komoditi yang mempunyai nama lain Zea may Saachrata sering dikonsumsi oleh berbagai ka...

5/25/2017

Masalah-masalah Manajemen Usahatani di Asia Termasuk di Indonesia

Bervariasinya masalah-masalah manajemen usahatani di Asia dan Timur jauh terutama disebabkan karena perbedaan taraf perkembangan pertanian dan tersedianya sumber-sumber lokal. Masalah-masalah berikut ini umumnya mempengaruhi efisiensi kerja penyuluhan dalam rangka mengembangkan usahatani (FAO, 1961).

Kecilnya Usahatani

Rata-rata luas usahatani di Asia dan Timur jauh kira-kira 1 sampai 1,5 hektar. Areal tanahnya juga terbagi-bagi dan terpisah-pisah letaknya. Di banyak tempat di wilayah ini kelebihan penduduk pedesaan, menciptakan perbandingan tanah dan manusia (ma-land ratio) yang tidak menguntungkan. Hal ini mengakibatkan kecilnya usahatani, dan rendahnya produktivitas per orang. Keadaan tersebut disertai kelebihan tenaga kerja, mengakibatkan lemahnya kedudukan keuangan petani dan membatasi ruang gerak perluasan usahatani. Di Indonesia menurut sensus pertanian 46,56% mengusahakan tanah pertanian kurang dari 0,5 Ha dan sisanya (53,44%) mengusahakan lebih dari 0,5 ha.

Usahatani Sebagai Rumahtangga

Tipe pertanian keluarga di tandai oleh cara-cara pengusahaan serta pola pertanaman tyang tradisional. Pekerjaan utama petani sehari-hari adalah mencukupi kebutuhan bahan makanan, pemeliharaan kesehatan dan sebgainya. Jadi antara kerja untuk pertanian dan untuk rumah tangga tidak dapat dipisahkan dengan jelas. Hal ini menjadi kesulitan bagi petani untuk menerapkan ide-ide manajemen usahatani sebagai suatu perusahaan, kecuali jika manajemen rumahtangga pun diikutsertakan.

Kekurangan Modal

Di wilayah ini kekurangan kredit pertanian merupakan masalah yang serius. Kecilnya usahatani dan harga-harga hasil pertanian yang rendah menyebabkan petani terpaksa mencari pinjaman setiap tahun.

Dalam keadaan demikian ini, masalahnya adalah bagaimana meningkatkan pendapatan dan meningkatkan tabungan. Kemudian tabungan ini harus disalurkan lagi ke petani sebagai pinjaman dengan bunga yang pantas, untuk meningkatkan produktivitas usahatani.

Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran tersembunyi disebabkan oleh:
  1. Kecilnya usahatani;
  2. Tenaga kerja keluarga yang berlebihan;
  3. Produksi musiman;
  4. Kurangnya industri rakyat.
Pengangguran tersembunyi memupuk kemalasan dan kegelisahan sosial. Hal ini tentu akan mengurangi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

Kesukaran Dalam Penerapan Teknologi

Petani kecil biasanya berpikiran kolot dan selalu curiga terhadap setiap teknik dan metode baru. Tetapi sekali mereka mencoba hal yang baru tersebut dan berhasil, dengan bersemangat akan mengadopsinya.
Masalah-masalah Manajemen Usahatani di Asia Termasuk di Indonesia
Kelancaran penerapan hal-hal baru tergantung kepada kemauan dan kemampuan petani untuk melaksanakannya. Setiap petani tidak dapat diubah dalam sekejap mata. Oleh karena itu untuk mencapai hasil program penyuluhan memerlukan waktu, serta orang-orang yang terlatih dan biaya yang besar.

Kurangnya Supply Bahan-bahan yang Diperlukan

Petani berkeinginan untuk mengadakan perubahan, tetapi mereka menghadapi kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan pada waktu yang tepat.
Masalah-masalah Manajemen Usahatani di Asia Termasuk di Indonesia
Kekurangan devisa di negara-negara yang sedang berkembang sangat membatasi impor bahan-bahan yang diperlukan. Sedang industri dalam negeri kekurangan bahan mentah , tenaga terlatih, modal maupun kombinasi ketiga hal tersebut untuk dapat menghasilkan sendiri bahan-bahan yang diperlukan.

Rendahnya Tingkat Kecakapan Mengelola

Masalah yang sangat penting dan sukar adalah mencari jalan bagaimana memperbaiki tingkat Managrial Skill yang rendah. Managerial skill ini perlu ditingkatkan agar petani menjadi progresif, responsif terhadap perkembangan teknologi, sehingga dapat memperoleh keberhasilan dalam usahataninya.

Hal-hal Lain Komunikasi, Pasar, Buta huruf, Kurangnya rangsangan, Pelayanan penyuluhan, aspek sosial, politik dan ekonomi.

sistem komunikasi yang jelek, organisasi pasar yang kurang baik dan persentase buta huruf yang tinggi memperlambat perkembangan manajemen usahatani. Di beberapa negara, land reform juga merupakan masalah yang serius. Pembuatan jaringan jalan, perbaikan sistem tataniaga, pembangunan gedung sekolah dan rumah sakit menghendaki investasi yang besar.

Pendidikan massal merupakan hal yang sangat penting. Orang-orang yang buta huruf dapat belajar melalui demonstrasi penggunaan teknik-teknik baru dan cara-cara yang lebih baik dalam penggunaan bahan-bahan tersedia untuk produksi. Teknologi pertanian yang baru harus dikembangkan dahulu secara lokal dan disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Perkembangan usahatani selanjutnya di Indonesia adalah munculnya Pola Inti Rakyat (PIR) pada berbagai komoditi pertanian. Pemikiran ini merupakan jawaban atas masalah menutup lingkaran yang sulit untuk mengatasi petani kecil melalui pembangunan yang diintegrasi terpadu.

Melalui pola PIR serta program intensifikasi lain seperti Intensifikasi Tambak (kolam) dan Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI), para petani diintegrasikan dalam kelompok-kelompok atau merupakan program pengembangan komoditi. Pola PIR ini merupakan hubungan kerja sama antara lain (perusahaan Besar PTP, swasta) dengan usahatani dalam rangka pemerataan.

Dengan kebijakan pembangunan pertanian, pendekatan kelompok serta penerapan TRIMARTA Pembangunan Pertanian serta pelaksanaan pola PIR yang baik diharapkan ada perubahan kualitas usahatani di Indonesia dengan terpecahkannya masalah usahatani.

Dalam meningkatkan pelayanan penyuluhan, para petugas penyuluhan manajemen usahatani hendaknya dapat melaksanakan tiga tugas pokok yaitu:
  1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menafsirkan informasi tentang usahatani-usahatani, sumber-sumber, cabang usaha, pasar-pasar dan bekerja sama dengan para spesialis di bidang-bidang tersebut;
  2. Menyusun program-program penyuluhan, melatih petugas-petugas lapangan, memberi nasihat serta membantu petani menerapkan teknologi secara tepat dalam rangka meningkatkan pendapatan semaksimal mungkin;
  3. Meberi petunjuk-petunjuk dalam setiap aspek ekonomi dari program penyuluhan, data input-output, penjelasan dalam mengorganisisasi sumber, perencanaan usahatani dan pasar serta perkembangan teknologi.
Demikian artikel tentang beberapa masalah manajemen usahatani ini saya buat, semoga bisa bermanfaat untuk selanjutnya bisa anda terapkan dalam pengembangan kegiatan usahatani. Terima kasih.
Masalah-masalah Manajemen Usahatani di Asia Termasuk di Indonesia Rating: 9 dari 10

No comments:

Post a Comment