-->

Rekomendasi Untuk Anda :

Jagung Manis, Produksi Hasil Pertanian yang Menggiurkan

Siapa yang tidak tahu dengan komoditi jagung manis? komoditi yang mempunyai nama lain Zea may Saachrata sering dikonsumsi oleh berbagai ka...

8/09/2017

Budidaya Jagung Manis dan Cabai Rawit Menggunakan Pola Tumpang Sari

Banyak cara yang dilakukan oleh para petani untuk meningkatkan pendapatan dari hasil bercocok tanam. Ide dalam pengembangan pertanian tentunya bisa datang dari mana saja, bisa dari pengalaman pribadi dan atau juga dari teman-teman petani lainnya.

Upaya untuk menghasilkan pendapatan dari bercocok tanam bisa dlakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menanam jenis tanaman budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Atau juga bisa dilakukan dengan cara menggunakan benih unggul yang berkualitas, perbaikan teknik dan bercocok tanam serta pemanfaatan bahan-bahan organik untuk penghematan biaya produksi.
Budidaya Jagung Manis dan Cabai Rawit Menggunakan Pola Tumpang Sari
Teknik menanam dengan cara tumpang sari sebenarnya bukan hal baru dalam dunia pertanian di Indonesia, dengan kata lain metode ini sudah ada sejak jaman dahulu. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman pola tanam tumpang sari mulai diinggalkan, tapi sekarang ini mengingat ketersediaan lahan pertanian yang semakin hari terus menyempit pola tanam campuran ini mulai digunakan kembali.
Budidaya Jagung Manis dan Cabai Rawit Menggunakan Pola Tumpang Sari
Salah satu contoh jenis tanam tumpang sari ini adalah budidaya jagung manis dan cabai rawit. Jagung adalah jenis tanaman pokok sumber karbohidrat pengganti nasi. Jagung manis memiliki nilai ekonomis yang bagus, Terlebih jagung manis yang dipanen muda mempunyai nilai jual yang sangat menggiurkan. Sementara cabai rawit adalah tanaman yang tidak bisa diragukan lagi nilai ekonomisnya. Meskipun kadang-kadang harganya anjlok, jagung dan cabai rawit bisa ditumpang sari dan bisa tumbuh dan berproduksi secara masksimal. Teknik tumpang sari jagung manis dan cabai rawit dilakukan dengan menggunakan pola tertentu, dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu proses pertumbuhan masing-masing.

Berikut ini adalah cara atau pola tumpang sari jagung manis dan cabai rawit:

1. Persiapan Lahan Tumpang Sari Jagung Manis dan Cabai Rawit

Persiapan ini tidak jauh berbeda dengan persiapan lahan budidaya tanaman tunggal, yaitu diawali dengan proses pembersihan lahan, penggemburan atau pembajakan, serta pembuatan bedengan. Langkah awal adalah pembersihan lahan atau areal tanam dari gulma atau sisa tanaman-tanaman sebelumnya. Kemudian lahan dibajak atau dicangkul supaya gembur, selanjutnya membuat bedengan dengan ukuran lebar 80-90cm, dengan tinggi yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan yang terpenting tidak tergenang oleh air, panjang bedengan disesuaikan dengan lahan, pembuatan bedengan yang tidak terlalu tinggi agar mudah melakukan pendangiran, kemudian cek pH tanah, kurang dari atau dibawah 5,5 taburkan kapur pertanian sesuai dengan kebutuhan.

2. Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk dasar ini diberikan dengan tujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk dasar hukumnya wajib diberikan pada tanah yang kurang subur. Pupuk dasar yang digunakan berupa pupuk kandang atau kompos, bisa juga ditambah dengan pupuk TSP, ZA dan KCL dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian taburkan pupuk diatas bedengan, kemudian diaduk hingga bercampur rata dengan tanah. 

3. Cara Penanaman Jagung

Jagung ditanam dengan jarak tanam berkisar 30 cm dan jarak antar baris bedengan 50 cm. Tanam satu benih jagung dalam satu lubang tanam. Sebelum ditanam benih jagung juga bisa dicampur dengan fungisida dan insektisida yang bertujuan untuk mencegah penyakit jamur dan gangguan hama. Jagung manis dapat dipanen pada usia 60-65 hari setelah tanam. tergantung pada jenis atau varietas dan lokasi lahan penanaman. Sedangkan jagung kering bisa dipanen pada usia 85-95 hari setelah tanam.

4. Waktu Penyemaian Bnih Cabai Rawit

Benih cabai rawit disemai 10 hari sebelum penanaman jagung atau bersamaan dengan penanaman jagung. Benih cabai sebaiknya disemai dengan menggunakan polybag atau try semai agar tidak stress saat pindah tanam. Jika membuat benih sendiri, gunakan benih dari tanaman yang mempunyai kualitas bagus. Pilih cabai yang sudah merah dari pohon yang sehat dan idak terinfeksi oleh penyakit. Bibit cabai rawit baru bisa di pindah tanam pada usia 90 hari setelah semai.

5. Penanaman Bibit Cabai Rawit

Bibit cabai bisa dipindah tanam kelahan ketika tanaman jagung sudah berusia 20-30 hari setelah tanam. Bibit cabai rawit ditanam diantara tanaman tanaman jagung dengan mengikuti barisan tanaman jagung diatas bedengan. Bibit cabai ditanam dengan jarak 60x60 cm atau 70x60 cm. Ketika jagung manis sudah siap untuk dipanen, tanaman cabai sudah berumur 35-40 hari setelah tanam. Pada saat itu tanaman cabai rawit sudah mulai berbuah dan jagung manis siap dipanen sehingga kedua tanaman tersebut tidak saling mengganggu. Jika jagung dipanen kering usia panen lebih lama, tetapi tanaman cabai tidak akan terganggu sebab daun-daun jagung sudah mulai mengering dan dipangkas untuk mempercepat pengeringan tongkol.

6. Pemeliharaan dan Perawatan

Tahapan ini meliputi kegiatan penyiangan, pempukan pendaringan dan penyiraman. Penyiangan dilakukan segera jika terlihat rumput liar ata gulma mulai tumbuh. Alangkah lebih baiknya penyiangan dilakukan dengan cara manual, dan hindari penggunaan herbisida, karena bisa mengganggu pertumbuhan tanaman dan merusak tanah jika dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama. Yang dimaksud dengan pemupukan yaitu pemupukan susulan, pupuk susulan diberikan setelah proses penyiangan dan setelah itu segera dilakukan pendaringan. 

7. Keuntungan Budidaya Jagung dan Cabai Rawit

Berikut ini adalah beberapa keuntungan budidaya jagung manis dan cabai rawit:
  1. Menghemat waktu dan tenaga pengolahan lahan mencapai 50%, sebab pengolahan lahan hanya dilakukan satu kali untuk budidaya dua jenis tanaman dengan luasan yang sama;
  2. Menghemat pupuk dasar hingga 50% karena pupuk dasar hanya diberikan selam satu kali untuk dua jenis tanaman yang berbeda pada luasan yang sama;
  3. Menghemat waktu dan tenaga pemeliharaan dan perawatan dua jenis tanaman, sebab pemeliharaan dilakukan sekaligus secara bersamaan;
  4. Menghemat air untuk penyiraman hingga 50%, karena penyiraman hanya dilakukan satu kali untuk dua jenis tanaman yang berbeda dengan luasan yang sama;
  5. Meningkatkan penghasilan dengan mengoptimalkan penggunaan lahan;
  6. Panen terus menerus dengan jangka waktu yang tidak lama, Ketika jagung dipanen tanaman cabai rawit sudah mulai berbuah dan tidak lama lagi sudah bisa dipanen;
  7. Meminimalisir serangan hama kutu kebul pada anaman cabai, karena jenis hama ini lebih menykai tanaman jagung.
Demikian pembahasan tentang buidaya jagung manis dan cabai rawit meggunakan pola tumpang sari ini kami sampaikan, semoga bermanfaat dan hisa dijadikan sebagai bahan referensi kawan-kawan petani jagung dan cabai dalam meningkatkan usahatani di wilayahnya masing-masing. Terima kasih
Budidaya Jagung Manis dan Cabai Rawit Menggunakan Pola Tumpang Sari Rating: 9 dari 10

No comments:

Post a Comment