Pada kesempatan kali ini saya akan menulis sebuah artikel tentang jenis dan klasifikasi usaha tani.
Pada usahatani tanaman pangan ada dua pola pokok yaitu pola usahatani lahan basah dan pola usahatani lahan kering. Berikut adalah beberapa jenis sawah yang variasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya yaitu:
- Sawah dengan pengairan teknis;
- Sawah dengan pengairan setengah teknis;
- Sawah dengan pengairan sederhana;
- Sawah tadah hujan;
- Sawah pasang surut, umumnya di muara-muara sungai;
- Sawah lebak.
Pada usahatani ikan kita mengenal empat pola yaitu:
- Pola air tawar biasa;
- Pola air tawar deras;
- Pola mina padi;
- Pola aair asin.
Pada usahatani ternak kita mengenal dua pola yaitu pola kandang atau kereman dan pola lepas. Pada pola kandang ini kita kenal pola baterai, postal dan biasa.
Tipe Usahatani
Klasifikasi ini didasarkan pada macam dan atau cara penyusunan tanaman/ikan/ternak yang diusahakan. Pada tanaman, kita mengenal beberapa tipe usahatani:
- Usahatani padi;
- Usahatani palawija;
- Usahatani khusus;
- Usahatani tidak khusus;
- Usahatani campuran;
- Usahatani tanaman ganda (Multiple Cropping)
Pada usahatani ikan kita mengenal banyak tipe. Pada pola air tawar biasa kita mengenal usahatani ikan mas, gurame, tawes, nilam, lele dan lain-lain. Pada pola mina padi pada umumnya hanya satu tipe yaitu padi-ikan campuran.
Pada pola air asin kita kenal tipe bandeng, udang, tipe karang, rumput laut, mutiara (pola ini merupakan tipe pola lautan atau budidaya laut).
Struktur Usahatani
- Khusus, pengelola usahatani selalu mengusahakan satu macam komoditi;
- Tidak khusus, yang diusahakan tidak tetap, selalu berganti;
- Campuran, yang diusahakan lebih dari satu komoditi.
Pada pertanian tanaman pangan, kita mengenal tumpang sari, tumpang gilir,dan mix faarming (misalnya holtikultura dan sapi perah).
Hal terakhir ini sering secara umum disebut dengan istilah diversifikasi usahatani. Pilihan satu cabang usaha pada usahatani khusus dipengaruhi oleh:
Hal terakhir ini sering secara umum disebut dengan istilah diversifikasi usahatani. Pilihan satu cabang usaha pada usahatani khusus dipengaruhi oleh:
- Keadaan fisik tanah yang menyangkut jaminan kelangsungan produksi;
- Pertimbangan profit atau keuntungan.
Pilihan pada usahatani tidak khsusu dilakukan petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki. Sebagai contoh, petani menggarap sawah, tanah kering dan kolam.
Pilihan komoditi yang terbaik manakala ada cabang usaha yang komplementer, yaitu kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk cabang usaha lainnya.
Pilihan komoditi yang terbaik manakala ada cabang usaha yang komplementer, yaitu kenaikan produk yang satu diikuti oleh kenaikan produk cabang usaha lainnya.
Corak Usahatani
Corak usahatani dimaksudkan sebagai tingkatan dari hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan oleh berbagai ukuran. Wharton dalam Fadholi Hernanto menentukan 10 kriteria yang meliputi:
- Nilai umum, sikap dan motivsai;
- Tujuan berproduksi;
- Pengambilan keputusan;
- Tingkat teknologi;
- Derajat komersialisasi dari produksi usahatani;
- Derajat komersialisasi dari input usahatani;
- Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan;
- Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat;
- Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani;
- Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi.
Dengan kesepuluh kriteria tersebut dapat dilihat tingkatan statis, transisi, dan dinamis dari suatu usahatani. Tingkatan terendah adalah usahatani komersial.
Cara lain untuk membedakan tingkatan komersialisasi suatu usahatani dapat juga dilihat dari orientasi pengambilan keputusan yaitu yang:
Cara lain untuk membedakan tingkatan komersialisasi suatu usahatani dapat juga dilihat dari orientasi pengambilan keputusan yaitu yang:
- Berorientasi kepada masalah;
- Berorientasi kepada kebutuhan;
- Rasional, dan;
- Tidak rasional.
Dengan demikian ada 4 (empat) kelompok penentu pengambilan keputusan yaitu:
- Petani yang rasional dan berorientasi kepada masalah;
- Petani yang rasional yang berorientasi kepada kebutuhan;
- Petani yang tidak rasional dan berorientasi kepada masalah;
- Petani yang tidak rasional dan berorientasi kepada kebutuhan.
Urutan tersebut menunjukan tingkat komersialisasi petani dari yang tertinggi hingga ke yag terendah. Tingkat terendah adalah petani yang merangkak dari tingkat subsisten ke komersial.
Petani Subsisten adalah petani yang berusahatani masih bertahan terhadap dogma dalam dirinya, sebagai hasil sosialisasi yang cukup panjang sehingga cukup mengendap dan sukar diterobos oleh masukan atau inovasi baru.
Petani Subsisten adalah petani yang berusahatani masih bertahan terhadap dogma dalam dirinya, sebagai hasil sosialisasi yang cukup panjang sehingga cukup mengendap dan sukar diterobos oleh masukan atau inovasi baru.
Tujuan berusahatani petani subsisten adalah untuk pemenuhan kbutuhan keluarga, sedangkan petani komersial bertujuan untuk mendapat keuntungan dari setiap sen yang ditanam atau diinvestasikan.
Tenaga kerja harus diperhitungkan, rumah dan tanah yang digunakan harus diperhitungkan sebagai sewa, karena merupakan faktor modal.
Tenaga kerja harus diperhitungkan, rumah dan tanah yang digunakan harus diperhitungkan sebagai sewa, karena merupakan faktor modal.
Petani subsisten kurang berhubungan dengan penyuluh, balai percontohan pertanian, kios sarana produksi dan lain-lain.
Sedangkan petani komersial umumnya memanfaatkan secara berdayaguna lembaga-lembaga tersebut untuk memajukan usahanya.
Sedangkan petani komersial umumnya memanfaatkan secara berdayaguna lembaga-lembaga tersebut untuk memajukan usahanya.
Pada usahatani komersial, petani menjalankan usahataninya sebagai perusahaan. Ditinjau dari sudut produksi, usahatani itu memanglah suatu perusahaan.
Bertani semakin banyak menyangkut kegiatan berjual-beli sejalan dengan majunya pembangunan pertanian. Produksi pertanian menggunakan input untuk menghasilkan output.
Bertani semakin banyak menyangkut kegiatan berjual-beli sejalan dengan majunya pembangunan pertanian. Produksi pertanian menggunakan input untuk menghasilkan output.
Bentuk Usaha Tani
Bentuk usahatani dibedakan atas penguasaan faktor-faktor produksi oleh petani. Dengan penggunaan faktor-faktor produksi itu akan ditentukan bagaimana usahatani itu dikelola dan seterusnya, serta bagaimana hasil usahatani itu dimanfaatkan.
Pada usahatani perorangan, yang artinya faktor-faktor produksi dimiliki oleh seseorang, maka hasilnya pun akan ditentukan oleh pemiliknya. Kita mengenal juga usahatani kooperatif yang artinya beberapa faktor dimiliki bersama, dan hasilnya digunakan dibagai berdasarkan kontribusi dari pencurahan faktor yang lain. Dari hasil usahatani kooperatif itu disishkan atas dasar musyawarah para anggotanya untuk keperluan pemeliharaan dan pengembangan faktor yang dikuasai bersama serta kegiatan sosial dari kelompok. Kegiatan itu antara lain seperti kepemilikan bersama alat pertanian, pemsaran hasil, dan lain-lain.
Demikian artikel ini saya buat, semoga bermanfaat dan mampu meningkatkan pengetahuan anda dalam bidang usahatani. Terima kasih
No comments:
Post a Comment