untuk menanggulangi masalah kedelai, diharapkan seluruh kebutuhan konsumsi kdeleai baik untuk manusia, ternak dan industri dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. usaha yang ditempuh dalam rangka menanggulangi program kedelai ini melalui intensifikasi, extensifikasi dan diversifikasi.
Perluasan areal tanaman kedelai, meliputi pertanaman kedelai pada lahan sawah gadu II (liar), bero sementara, endimis terserang jasad pengganggu, pengairannya direhabilitasi serta lahan sawah yang pola tanamnya harus dimantapkan. disamping itu ada usaha perluasan areal tanam dengan program khusus dilahan kering melalui pengapuran.
Sedangkan usaha diversifikasi dalam upaya memperluas areal kedelai diantaranya pada lahan bukaan baru di daerah transmigrasi dan pada proyek-proyek perkebunan besar. usaha intensifikasi dan extensifikasi dilakukan dengan penerapan teknologi tepat guna, berupa penggunaan varietas unggul perbaikan mutu benih, peningkatan populasi tanaman, penggunaan legin, pemberantasan hama penyakit dan gulma yang efektif dan pemberian kapur pada tanah masam.

Rekomendasi teknologi tepat guna yang diterapkan untuk peningkatan produksi kedelai, baik pada areal yang sudah biasa menanam kedelai maupun areal baru terdiri dari tiga kategori perangkat rekomendasi yang disebut paket.
Sistem pengembangan kedelai mempunyai beberapa kendala, selama ini laju pertumbuhan produksi kedelai, baik laju peningkatan produktivitas (hasil/Ha) maupun peningkatan luas areal tanam (panen) sangat kecil. kelambanan daari pertumbuhan produksi kedelai itu terjadi oleh karena adanya kendala strategiis pada budidaya tanaman kedelai antara lain:
Kecilnya ratio kelipatan benih
Kedelai mempunyai rasio kelipatan benih (seed Multiplication ratio) yang kecil dibanding dengan padi atau jagung. pada kedelai dari penanaman 1 Ha hanya bisa dapat benih untuk pertanam seluas 10-15 Ha saja, sedangkan pada padi hal ini bisa mencapai rasio 1 : 100 bahkan 1 : 150. sifat ini secara alami akan membuat perkembangan perluasan/penyebaran benih kedelai yang dianjurkan lambat, atau kecepatan perkembangan luas pertanaman suatu varietas kedelai yang dianjurkan adalah kurang lebih hanya 0,1 kali dari pada padi.
Keterbatasan wilayah penyebaran potensi kedelai
Terbatasnya wilayah penyebaran potensial dari pertanaman kedelai berhubungan dengan kepekaan kedelai terhadap kondisi tingkat lapang menjadi pembatas dari pertumbuhan kedelai antara lain:
- Hama/penyakit edemik;
- Keasaman tanah (pH rendah);
- Genangan air (drainase);
- Ktahanan simpan dari benih yang rendah.
Status Kedelai dalam usaha tani
Status kedelai (palawija pada umunya) adalah tanaman pengisi waktu (lahan) kosong yang tersisa dari penggunaan oleh tanaman pokok (padi dan jagung). kedelai adalah tanaman komersial, oleh karena itu perkembangannya disuatu daaerah sangat erat dengan (memerlukan) kehadiran pedagang kedelai di pedesaan.
Dihadapan kendala seperti yang disebutkan diatas, maka peningkatan produksi kedelai tidak akan terselenggara secara berdayaguna dan berhasil guna dilengkapi dengan perangkap konsepsional jenis paket. maka untuk melengkapi alat konsepsional dari sistem pengembangan produksi kedelai itu, konsepsi paket tersebut perlu dikaitkan secara terpadu dengan konsepsi-konsepsinya sebagai berikut:
- Pola Tanam
Pengembangan tanaman kedelai pertama-tama akan ditentukan oleh status kedelai dalam konfigurasi dari usaha tani, dalam arti harus merupakan bagian organik dari suatu pola tanam yang cocok dengan kondisi lingkungan, sistemnya dan sosialnya ekonomi setempat. maka perencanaan pengembangan kedelai di suatu wilayah haruslah dikaitkan dengan pengembangan pola tanam yang akan memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan manusia dari wilayah yang bersangkutan, serta diarahkan dalam rangka menerapkan konsepsi pengendalian hama terpadu.
- Peneneman serempak dalam hamparan luas
Pengembangan pertanaman kedelai akan berlangsung lebih aman dan berhasil baik, apabila penanaman kedelai pada hamparan yang cukup luas (lebih dari 10 Ha) dapat selalu serempak atau pada waktu yang bersamaan dan dengan menggunakan tata tertib pengelolaan yang ditaati bersama oleh semua petani penanam kedelai di hamparan tersebut. sejalan dengan pemikiran tersebut, maka sistem pengembangan kedelai harus pula menerapkan konsepsi tata penyelenggaraan usaha tani yang berkelompok (insus). dengan cara ini maka kendala hama dan komersial (skala usaha) diatasi secara konsepsional.
- Jalur Arus Benih Antar Lapang (JABAL)
Jalan terbaik untuk menjamin penyediaan benih yang murah dan aman adalah terjadinya rangkaian penanaman dalam tata waktu yang berurutan antar daerah (antar lapang) sehingga kebutuhan benih untuk penanaman disuatu wilayah yang panen sebelumnya. dengan kata lain tata ruang yang mencakup kesatuan wilayah yang cukup luas, akan terjadi suatu jalur arus benih antar lapang yang merupakan siklus penutup.
- Perusahaan Pembimbing
Kelangsungan hidup usaha tani kedelai akan tergantung dari terkjaminnya arus penyediaan sarana produksi dan lancarnya pemasaran kedelai dari daerah produksi ke pusat konsumsi. agar proses penyediaan sarana dan pemasaran tersebut dapat terselenggara diperlukan adanya pengusaha yang secara penuh melibatkan kegiatannyadari sistem produksi kedelai. pengusaha/perusahaan inilah yang sering disebut sebagai perusahaan pembimbing, yang bertindak sebagai penghela dan pembimbing dari gerakan petani dalam pengelolaan usaha tani kedelai. Perusahaan pembimbing ini bisa berwujud sebagai pedagang penampung kedelai perorangan, Koperasi, BUMN, KUD atau swasta.
Demikian artikel tentang Program peningkatan produksi kedelai, baca juga artikel lainnya tentang Pengelolaan Program Produksi Kedelai.Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment