Perubahan iklim dikhawatirkan berdampak terhadap penurunan produksi dan kualitas hasil tanaman pangan. Karena itu diperlukan inovasi yang dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi, antara lain varietas yang toleran terhadap cekaman banjir, kekeringan dan salinitas.
Berbagai pendekatan untuk menghasilkan varietas unggul yang lebih baik melalui perbaikan sumber daya genetik terbukti dapat mengurangi kerentanan tanaman terhadap cekaman yang timbul karena dampak perubahan iklim. Perbaikan hasil dan ketahanan tanaman terus dilakukan agar tetap bisa berproduksi tinggi pada lingkungan yang mengalami cekaman abiotik. Badang Litbang pertanian telah menghasilkan beberapa varietas unggul padi dan palawija yang diharapkan mampu beradaptasi dengan kondisi perubahan iklim.
Padi Toleran Rendaman
Bekerjasama dengan IRRI, Badan Litbang Pertanian telah meakit varietas padi dengan memasukan gen sub 1 kedalam varietas padi yang sudah berkembang di Indonesia. Gen sub 1 memberi sifat toleran rendaman melalui pengurangan sensitivitas tanaman padi terhadap etilen, yaitu hormon yang mendorong proses pemanjangan tanaman, pelepasan energi yang disimpan, dan penguraian klorofil. Introduksi gen ini memungkinkan tanaman bertahan dalam keadaan terendam selama 10-14 hari.
Padi Toleran Kekeringan
Disamping dua varietas tersebut, Badan Litbang Pertanian juga melepas varietas padi berumur sangat genjah, yaitu Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12m Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, dan Inpari 20. Penggunaan varietas sangat genjah ini dapat menghindarkan tanaman dari ancaman kekeringan.
Padi Toleran Salinitas
Varietas Banyuasin toleran terhadap lahan berkadar garam tinggi (Salinitas), dan telah berkembang di beberapa daerah pasang surut, antara lain di Sumatera Selatan. Varietas unggul ini tahan terhadap Wereng dan penyakithawar daun bakteri. Varietas lambur yang dilepas berikutnya untuk lahan salin juga tahan terhadap blas dan toleran keracunan Fe dan AI. Melalui konsorsium penelitian dengan perguruan tinggi, LIPI, BATAN dan IRRI telah dihasilkan sejumlah galur harapan padi yang siap di lepas untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
Jagung Toleran Kekeringan
Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan jagung toleran kekeringan, yaitu varietas Bima 3 dan Bima 4 untuk jenis hibrida dan lamuru untuk jenis komposit, masing-masing dengan potensi hasil 10,5 ton/ha, 11,7 ton/ha dan 7,6 ton/ha. Varietas lamuru dengan umur panen lebih genjah (90 hari), telah berkembang di daerah kering beriklim kering, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi selatan. Selain itu telah dihasilkan pula beberapa galur harapan jagung komposit toleran kekeringan dengan umur panen kurang dari 90 hari dengna potensi hasil 9,1-9,7 ton/ha.
Jagung Toleran Genangan
Selain kekeringan, perubahan iklim juga berdampak terhadap tinggi dan panjangnya periode hujan sehingga berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman jagung, terutama pada stadia Vegetatif awal. Jagung tidak tahan terhadap genangan karena akan mengganggu proses aerasi dan respirasi tanaman. Untuk mengantisipasi masalah ini telah dilakukan skrining galur dengan tingkat toleransi tinggi terhadap genangan. Melalui pengujian di lapangan terdapat empat galur yang toleran terhadap genangan dengan potensi hasil 8-9 ton/ha.
Demikian artikel tentang beberapa jenis padi dan palawija toleran ini saya buat, semoga bisa bermanfaat dan menambah pengathuan anda tentang dua Agribisnis.
No comments:
Post a Comment